25 Februari 2012

MEMAKSA DIRI UNTUK BERAKHLAK LEBIH MULIA


Semua orang memuliakan sifat jujur. Tapi tidak semua orang berusaha menjadi mulia dengan sifat jujur. Semua orang senang diperlakukan dengan lembut. Tapi tidak semua orang berusaha menyenangkan orang lain dengan kelembutan. Semua orang selalu ingin dihargai. Tapi tidak semua orang selalu ingin menghargai orang lain. Semua orang ingin dimaklumi dan dimaafkan. Tapi tidak semua orang berusaha memaklumi dan memaafkan orang lain.
Mengapa tidak semua orang memberikan apa yang ingin mereka terima dari orang lain? Karena tidak semua orang bersungguh-sungguh mendidik diri untuk semakin berakhlak mulia. Kesungguhan mendidik diri memang selalu membutuhkan pemaksaan diri.
AWALNYA BERAT, TAPI SANGAT MULIA DAN MEMBAHAGIAKAN.

IKHLAS ITU MENGGELORA


Ikhlas ialah: keinginan di hati untuk mendapatkan Rahmat Allah. Keinginan ini bergerak di dalam jiwa, lalu ia menggerakkan otak dan panca indera untuk melakukan semua bentuk kebaikan.
Inilah pendidikan yang diwariskan oleh Rasul tercinta SAW:
MAN AHABBA LILLAH, WA ABGHADHA LILLAH, WA A’THA LILLAH, WA MANA’A LILLAH, FAQADISTAKMALAL IMAN.
“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menahan karena Allah, maka sungguh dia telah menyempurnakan iman”. Hadits Shahih Riwayat ABU DAWUD.
IKHLAS ITU MEMANDU DAN MENGUATKAN. MEMBAHAGIAKAN DAN MEMULIAKAN.

BERSANGKA BAIK KEPADA ALLAH


Rasul tercinta mendidik kita lewat Hadits Qudsi, Allah berfirman:
ANA 'INDA ZHANNI 'ABDIY BIY, WA ANA MA'AHU IDZA DZAKARANIY FIY NAFSIHIY, DZAKARTUHU FIY NAFSIY, WA IN DZAKARANIY FIY MALA IN, DZAKARTUHU FIY MALA IN KHAYRIN MINHUM.
"Aku sesuai sangkaan hambaku kepadaku. Aku bersamanya jika ia berdzikir kepadaku. Jika ia berdzikir kepadaku pada dirinya (sendirian). Aku mengingatnya pada diriku (sendirian). Jika ia berdzikir kepadaku di tengah orang banyak, aku mengingatnya di tengah kelompok yang lebih baik dari mereka-mereka. Hadits Muttafaq Alaiyh.
Sangkaan baik kepada Allah, motivator kebaikan dan optimisme yang luar biasa. Dzikir sesuai sunnah, tindak lanjut optimisme imani.
MARI BANGKITKAN IMAN...!!!

BERPIKIR POSITIF SESUAI KEKUATAN IMAN


Berbicara positif, bekerja positif, menentukan pilihan positif, mengambil keputusan positif, sangat tergantung pada pikiran positif.
Pikiran positif, adalah refleksi perasaan positif. Perasaan positif, antara lain sangat efektif dengan iman yang kuat.
Korelasinya ialah bahwa iman yang kuat pasti menggelora dengan cinta kepada Allah dan RasulNya. Gelora cinta ini pasti membahagiakan dalam kondisi apapun. Rasa bahagia sejati yang mendominasi jiwa, itulah yang melahirkan pikiran positif. Pada gilirannya, pikiran positif inilah yang memotivasi untuk ucapan dan prilaku positif. Dikala itu, semuanya diniatkan sebagai ibadah, sebagai penghapus dosa, penambah amal, pengiat jiwa, dan jalan ke Syurga.
SEMUA MEMBAHAGIAKAN SELALU.
BISA....!!!

BELAJAR DARI LEBAH


Rasul Tercinta SAW mewariskan sebuah panduan indah berikut ini:
MATSALUL MU’MINI, MATSALUN NAHLATI, IN AKALAT THAYYIBAN, WA IN WADHA’AT THAYYIBAN, WA IN WAQA’AT ‘ALA ‘UWDIN NAKHIRIN, LAM TAKSIRHU.
Perumpamaan orang beriman, seperti lebah. Jika ia makan, ia makan makanan yang baik. Jika ia mengeluarkan, ia mengeluarkan sesuatu yang baik. Jika ia hinggap di atas kayu yang rapuh, ia tidak mematahkannya”. HR. AHMAD.
Dinilai HASAN oleh Syaikh Al Albani....

Assalamu alaikum, saudaraku sebuah renungan berharga untuk kita semua. Pernah kah kita menanyakan harga oksigen di Apotik? Jika belum tahu, harga oksigen +/- Rp 25 rb/liter. Apakah kita pernah menanyakan harga nitrogen di Apotik? Jika belum tahu, +/- Rp 9.950/liter.
Tahu kah kita bahwa: dalam sehari, manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen. Jika harus dihargai dengan rupiah, maka oksigen dan nitrogen yang kita hirup mencapai Rp 170 jutaan/hari/manusia. SubhanALLAH.
Jika kita hitung kebutuhan kita sehari Rp 170 juta, maka sebulan Rp 1,5 M..!! tapi itu semua bisa kita dapatkan secara cuma-Cuma, maka Allah bertanya kepada kita 3x di QS. Ar-rahman “Fabiayyi alaa-i rabbikuma tukadzdziban?? Yang artinya “Maka nikmat Tuhanmu yang mana kah yang kamu dustakan??
Selamat menikmati dan merenungi indahnya kebesaran Ilahi, semoga Allah SWT selalu melindungi aktifitas kita. Amin... salam cita dan cinta...